SRIHANA-SRIHANI
BIOGRAFI
HARTINI SUKARNO
Siti Suhartini adalah
anak kedua dari lima bersaudara pasangan Osan Murawi dan Mairah. Ia dilahirkan
di Ponerogo pada tanggal 20 september 1924. Atas dasar masalah dinas kehutanan
Ponerogo, akhirnya keluarga Hartini pindah ke Malang, dan Hartini pun
disekolahkan di HIS (hollandsch Inlandsche School) Malang. Atas dasar kelucuan
dan kecantikannya Hartini diangkat oleh sahabat ayahnya sebagai seorang anak dan dibawa pindah ke HIS Bandung dan
bersekolah disana. Setelah lulus dari HIS pada tahun 1938, Hartini masuk ke
Meer Uigebriet Lager Onderwijs (MULO) di Bandung. Setamat dari MULO, Hartini
tidak lagi melanjutkan sekolahnya oleh
masuknyapemerintahan Jepang.
Pada masa mudanya,
Hartini di kenal sebagai sosok yang cantik, dan sedikit genit, sehingga pada
usia muda Hartinipun dinikahi oleh pemuda bernama Suwondo pada 20 desember
1942. Lalu pada januari 1952 mereka bercerai karena faktor ekonomi. Dan Hartini
memutuskan pindah ke Salatiga
Pada
saat Sukarno berkunjung ke Salatiga, ia bertemu dengan Hartini dan jatuh cinta
padanya. Menyambut kedatangan Sukarno, banyak Ibu-Ibu dan termasuk Hartini
mempersiapkan makan siang. Para Ibu-Ibu menyalami Sukarno. Sukarno sangat
menyukai masakan-masakan terutama sayur lodeh buatan Hartini. Dan secara khusus
Sukarno meminta ingin kenal dengan Hartini yang memasak sayur lodeh tersebut. Awal
berjabat tangan dan bertatap mata, Sukarno mulai jatuh cinta pada Hartini.
Sejak saat itu Sukarno sering mengirim surat pada Hartini dan membuat Hartini luluh padanya. Dan
akhirnya mereka menikah pada 7 juli 1954. Banyak kalangan yang menentang
pernikahan tersebut karena dianggap mencemarkan nama baik Sukarno, karena pada
saat itu status Ibu negara di pegang oleh Fatmawati. Banyak pihak yang menginginkan
perceraian antara Hartini dan Sukarno, meskipun demikian, Sukarno tetap
mempertahan Hartini sebagai mutiara hatinya.
Seiring
berjalannya waktu, Sukarno mulai memberanikan diri untuk mengajak Hartini ke
acara-acara penting negara. Selama
perjalanan hidup Sukarno, Hartini selalu menemani dalam berbagai masalah
kehidupan, hingga akhirnya posisi Sukarno tidak lagi sebagai presiden dan
menjadi tahanan rumah hingga dia wafat. Semenjak wafatnya Sukarno, Hartini
tetap selalu mengenang dan setia pada Sukarno hingga ia wafat pada 12 maret
2002.
0 komentar :
Posting Komentar