Selasa, 27 Januari 2015

SRIHANA-SRIHANI
BIOGRAFI HARTINI SUKARNO

Siti Suhartini adalah anak kedua dari lima bersaudara pasangan Osan Murawi dan Mairah. Ia dilahirkan di Ponerogo pada tanggal 20 september 1924. Atas dasar masalah dinas kehutanan Ponerogo, akhirnya keluarga Hartini pindah ke Malang, dan Hartini pun disekolahkan di HIS (hollandsch Inlandsche School) Malang. Atas dasar kelucuan dan kecantikannya Hartini diangkat oleh sahabat ayahnya sebagai seorang  anak dan dibawa pindah ke HIS Bandung dan bersekolah disana. Setelah lulus dari HIS pada tahun 1938, Hartini masuk ke Meer Uigebriet Lager Onderwijs (MULO) di Bandung. Setamat dari MULO, Hartini tidak lagi melanjutkan sekolahnya oleh  masuknyapemerintahan Jepang.
Pada masa mudanya, Hartini di kenal sebagai sosok yang cantik, dan sedikit genit, sehingga pada usia muda Hartinipun dinikahi oleh pemuda bernama Suwondo pada 20 desember 1942. Lalu pada januari 1952 mereka bercerai karena faktor ekonomi. Dan Hartini memutuskan pindah ke Salatiga
            Pada saat Sukarno berkunjung ke Salatiga, ia bertemu dengan Hartini dan jatuh cinta padanya. Menyambut kedatangan Sukarno, banyak Ibu-Ibu dan termasuk Hartini mempersiapkan makan siang. Para Ibu-Ibu menyalami Sukarno. Sukarno sangat menyukai masakan-masakan terutama sayur lodeh buatan Hartini. Dan secara khusus Sukarno meminta ingin kenal dengan Hartini yang memasak sayur lodeh tersebut. Awal berjabat tangan dan bertatap mata, Sukarno mulai jatuh cinta pada Hartini. Sejak saat itu Sukarno sering mengirim surat pada Hartini  dan membuat Hartini luluh padanya. Dan akhirnya mereka menikah pada 7 juli 1954. Banyak kalangan yang menentang pernikahan tersebut karena dianggap mencemarkan nama baik Sukarno, karena pada saat itu status Ibu negara di pegang oleh Fatmawati. Banyak pihak yang menginginkan perceraian antara Hartini dan Sukarno, meskipun demikian, Sukarno tetap mempertahan Hartini sebagai mutiara hatinya.

            Seiring berjalannya waktu, Sukarno mulai memberanikan diri untuk mengajak Hartini ke acara-acara penting negara.  Selama perjalanan hidup Sukarno, Hartini selalu menemani dalam berbagai masalah kehidupan, hingga akhirnya posisi Sukarno tidak lagi sebagai presiden dan menjadi tahanan rumah hingga dia wafat. Semenjak wafatnya Sukarno, Hartini tetap selalu mengenang dan setia pada Sukarno hingga ia wafat pada 12 maret 2002.

0 komentar :

Posting Komentar